Pages

Senin, 16 Desember 2013

Bahasa Samiyah dan Karakteristiknya



 Bahasa Samiyah dan Karakteristiknya

A.  Sejarah Bahasa Samiyah
Istilah bahasa Samiyah ditetapkan sebagai sebutan bagi sekumpulan bahasa yang dihubungkankepada salah satu anak nabi Nuh as yaitu Sam. Orang yang pertama kali memberikan istilah tersebut adalah Scholozer paada tahun 1781 ketika dia mencari nama bagi bahasa orang Ibrani dan bangsa Arab. dia melihat antara bahasa Ibrani dan bahasa Arab ternyata ada hubungan dan kesamaan. Scholozer menyandarkan penamaan ini kepada berita yang terdapat dalam kitab Taurat tentang keturunan Nuh setelah terjadi banjir besar. Bangsa-bangsa dan kabilah-kabilah dibagi menjadi tiga bagian besar yang semuanya kembali kepada anak-anak Nuh yaitu Sam, Ham dan Yafat.[1]
  1. Tempat Pertama Bangsa Samiyah (Semit)
Mengenal tempat pertama bangsa samiyah para ilmuan berbeda pendapat dalam menentukan tempat yang digunakan oleh bangsa samiyah. Pendapat-pendapat yang berkembang diantaranya:
a.       Bangsa sam tinggal di Habsyah dari Habsyah menyebar ke bagian selatan arab melalui jalan mundab, dari bagian ini berkembang ke berbagai penjuru jazirah arab.
b.      Bangsa sam tinggal di bagian utara Afrika, lalu berkembang ke Asia melalui Barzakh Sawis.
c.       Bangsa sam tinggal di Armenia dekat perbatasan kurdistan.
d.      Guidi berpendapat bahwa bangsa sam tinggal di selatan Iraq. Pendapatnya didasarkan kepada adanya sebagian kosa kata yang sama berkaitan dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Hal ini nampak dari karakter kalimat-kalimatnya, bunyi-bunyiannya dan makna –maknanya. Juga ada bukti-bukti lain yang menunjukan bahwa Iraq adalah tempt asal bangasa Samiyah.
e.       Sebagian pakar berpendapat bahwa bangsa samiyah tinggal di selatan jazirah arab ( Hijaz, Nejed, dan Yaman ). Kebanyakan dari kelompok orientalis cenderung kepada pendapat ini seperti Renan ( Prancis ) dan Brokleman ( Almania ). Pendapat ini merupakan pendapat yang paling shahih, paling kuat dan paling banyak kesesuaiannya dengan peninggalan bangsa ini serta realitas sejarah. Adapun argumentasi bahwa awal bangsa Samiyha di Jazirah Arab sebagai berikut:
1)      Proses hijrah ( imigrasi ) terjadi secara terus menerus kesebelah barat daya yaitu ke Nejed, Hijaz dan Yaman dan Migrasi ke sebelah timur ke Shuriah, Irak dan lain-lain sehingga mereka memerangi bangsa Sumariyyin dan bisa mengalahkan bangsa mereka (Sumariyyin) sehingga bisa mendirikan sebuah negeri diatas pemerintahannya yang dikenal dengan negeri Babilonia.[2]
2)      Dari bagian ini bangsa Sam menyebar ke bagian utara, lalu terbentuk bangsa yang dikenal dengan bangsa Kan’an.[3]
3)      Dari bagian ini pula terjadi hijrah (migrasi) kedua ke iraq. Hal ini terbukti dari peninggalannya yaitu bangsa Sam dapat menguasai negeri Iraq yang pada waktu itu dikendalikan oleh kerajaan Kaldea yang salah satu dari rajanya bernama Hamuroby.[4]
4)      Dari bagian ini juga menyebar kabilah Ismail (keturunan nabi Ismail yang tempat tinggal asal mereka di Hijaz) ke utara.[5]
5)      Dari bagian ini juga pada awal masehi berpindah kabilah madyan ( tempat tinggalnya di Hijaz ) ke Syam, dan sebagian kabilah Qahthan ( tempat tinggalkannyadi Yaman ), pindah ke Hijaz, Syam, dan iraq. Maka menetap di makah bani Khuza’ah di Yatsrib bani Aos, Khazraj dan bani Ghassan di Syam, bani Lakham di Iraq.
  1. Bahasa Samiyah Terdahulu (Kuno)
Ulama yahudi pada masa lalu meyakini bahwa bahasa Ibriyah ( Ibrani ) adalah bahasa terdahulu manusia. Pendapat ini berkembang , bahkan sebagian ulama arab juga meyakini pendapat ini.
Sebagian mereka berpendapat bahwa bahasa Asyuriah al-Babilliyah (Babilonia- asyuria) merupakan bahasa terdahulu, tetapi pendapat ini kurang disertai argumentasi, karena apa yang sampai kepada kita dari dari peningalan Asyuriah sedikit sekali.
Ada juga sebagian ulama yang berpegang pada unsur-unsur kesamaan antara bahasa-bahasa Samiyah yaitu dari aspek mufrodat dan qawa’id, lalu mereka menjadikan kesamaan tersebut sebagai gambaran bagi bahasa Samiyah pertama, dan mereka menganggap bahwa bentuk bahasa ini merupakan bahasa Samiyah pertama kali ada dan digunakan, dan pertama kali berkembang.
Diantara yang dapat diterima menurut orientalis bahwa bahas arab merupakan bahasa yang paling banyak terjaga dari bahasa asalnya yaitu bahasa Samiyah baik dari aspek mufradanya maupun qawa’idnya. Sebabnya adalah karena perkembangan bahasa tersebut terjadi ditempat terdahulu bagi bangsa Sam, dan tepatnya bahasa tersebut ditempat independen dan tidak banyak dipengaruhi oleh bangsa luar, maka sedikit sekali percampuran dengan bahasa lain, juga tidak ada jalan lain untuk menjauhkan bahasa tersebut dari bahasa asalnya terdahulu.  
  1. Penyebaran Bahasa Samiyah
Secara garis besar bahasa Samiyah terbagi kepada dua bagian yaitu Samiyah bagian utara dan Samiyah bagian barat. Bahasa Samiyah bagian utara adalah bahasa Akkadia dan dua cabangnya yaitu Babilonia dan Asyuria. Sedangkan Samiyah bagian barat terbagi kedalam dua bagian yaitu barat bagian selatan, dan barat bagian utara. Bahasa yang hidup dibagian utara adalah bahasa kan’aniyah yang meliputi bahasa Ibrani, Agoriti, dan fainiqi. Sedangkan Aromiyah meliputi bahasa Suryani dan Nabti.
Samiyah bagian barat selatan terbagi dua yaitu bangsa Habsyah dan bangsa arab. Bangsa Habsyah meliputi lahjah ja’jiah, Amhariyah dan Tijriniyah, sedangkan bangsa Arab terbagi dua bagian, bagian selatan yaitu Yaman kuno yang meliputi lahjah Ma’iniyah, Sabaiyah, Humairiyah, Quthbaniyah dan Hadr’amiyah sedangkan bagian utara adalah bahasa Arab. Bahasa Arab terbagi dua yaitu bahasa Arab al-Baidah yang meliputi lahjah Lihyaniyah, Tsamudiyah, dan Shafwiyah. Sedangkan bahasa Arab al-Baqiyah meliputi bahasa Syi’ir arab jahili, Rajaz, bahasa para hukama, Fushhaha.
Berikut bagan penyebaran bahasa Samiyah
 

B.  Karakteristik Bahasa Samiyah
Diantara karakteristik bahasa Syamiah yang terpenting adalahsebagai berikut:
1.    Karakteristik bahasa Semit yang paling menonjol dibanding dengan bahasa-bahasa yang lain adalah akar kata bahasa-bahasa ini lebih banyak menggunakan konsonan daripada vocal. Dengan kata lain, bahwa makna dasar suatu kata terkait dengan konsonan akar kata. Sedangkan vocal dianggap dalam sebuah kata dan tidak merubah makna sebuah kata. Contoh: kata  كَتَّبَ ،  كَتْبٌ ،كُتِبَ ، كَتَبَ  dst. Makna asli kata-kata ini terkait dengan huruf  ت، ك   dan         . ب 
2.    Banyak sekali terdapat kata yang maknanya terkandung dalam tiga konsonan akar kata, lalu diberi awalan atau sisipan untuk mengubah maknanya seperti kata: كَاتَبَ ، أَكْتَبَ ، اِنْكَتَبَا ، اِسْتَكْتَبَ ، مَكْتُبٌ ، مَكْتُوْبٌ ، كَاتِبٌ  ,dst.  Itulah sebabnya, maka verba (fi’il) dalam bahasa-bahasa Semit memiliki sejumlah pola berimbuhan (mazid) yang menunjukkan berbagai makna yang diambil dari makna verba dasar yang dibentuk secara baku dengan mengubah kata dasar untuk menunjukkan kuantitas  atau kualitas perbuatan, seperti makna repfleksif, saling melakukan perbuatan, bentuk pasif dan lain-lain.
3.    bahasa Semit banyak menggunakan huruf paringal (tenggoroka) seperti huruf  ح ، عdan ه , serta huruf tekanan dalam (mufakhkham), seperti ص dan ط
4.    Bahasa Semit juga tidak terlalu memperhatikan cabang-cabang dari kala verba (lampau, kini dan akan datang). Dalam bahasa Semit terdapat 3 kata pokok yaitu lampau, kini dan akan datang. Sebagai contoh dalam bahasa Arab sebagai salah satu bahasa Semit, verba ada tiga bentuk yaitu verba bentuk lampau (madhi), bentuk kini (mudhari’) dan bentuk yang akan datang (mudhari’). Dalam bahasa Arab terdapat beberapa kata untuk menunjukkan kala yang akan datang yaitu سَوْفَ ، س   dan  لَنْ serta لَمْ   untuk kata lampau
5.    Bahasa Semit tidak mengenal adanya bentuk kata gabungan  yang berasal dari nomina dan verba seperti dalam bahasa bahasa Inggris describe ( mendeskripsikan, menggambarkan, menguraikan) yang berasal dari kata de+scribe yang sama denga bahasa Jerman bescreiben yang berasa dari kata be + schreiben. Begitu pula dalam kata bahasa Inggris circumstance (keadaan) yang berasal dari kata circum + stance yang sama dengan bahasa Jerman unstand yang berasal dari un+stand.
6.    struktur idhafah (frase) dalam bahasa Semit hubungan antara mudhaf dan mudhaf ilaih sangat erat, sehingga dalam banyak hal seringkali keduanya melebur menjadi satu kata, terutama dalam perkembangan yang modern, seperti kata مَاوَرْد dan رِسْمَال  yang berasal dari kata مَاء وَرْد    (air bunga) dan رَأْسُ مَال (modal). Contoh lain dalam bahasa klasik حَبَقُر (dingin) yang berasal dari kata قُرّ + حَبُّ .
7.      Bahasa Syamiah secara umum terdiri dari tiga huruf seperti contoh kata ضرب ، قتل
C.  Hubungan Bahasa Samiyah (Semit) dengan Bahasa Hamiyah (Hamit)
Ada berbagi bentuk kesamaan antara bahasa Samiyah dengan bahasa hamiyah, diantaranya sebagai berikut:
1.        Bahasa Mesir kuno menyerupai bahasa Samiyah dalam penggunaan dlomir (تا  ) bagi mukhotob mufrod dan huruf ن bagi jama mutakallim )dan nama nama bilangan, nama-nama kata benda khususnya nama-nama yang tersusun dari dua bunyi (يم – فم – سما). Banyak juga persamaan dalam kaidah-kaidah bentuk dan susunanya diantaranya ta’nis isim dan shifat dengan hruuf تا. Begitu pula penggunaan bunyi vocal lebih banyak dibandingkan konsonan dalam menentukan kosa katanya dan pengucapannya. Dengan demikian sebagian ulama menggap bahwa bahasa mesir kuno dan bahasa samiyah merupakan dua kelompok bahasa dari satu rumpun.
2.        Para penelititelah Nampak bentuk persamaan yang banyak antara bahasa samiyah dengan bahasa Barbar, Kusyia dalam aspek yang berkaitan dengan bentuk kata dan pengambilan suatu kata. Alasan peneliti mengenai hal itu diantaranya:
a.       Sebagian para peneliti berpendapat bahwa bahasa samiyah, Mesir kuno, barbariya, dan kusyryiah, merupakan empat kelompok bahasa dari rumpun yang satu, hanya saja terpisahnya bahasa barbaria dan bahasa kusyia dari bahasa samiyah terjadi dalam kurun waktu yang lama sebelum terpisahnya bahasa Mesir dari bahasa samiyah. 
b.      Sebagian ulama berpendapat bahwa bahasa Kusyiyah dan bahasa Barbaria tidak ada hubungan kekerabatan dengan bahasa Samiyah. Adapun adanya kesesuain bahsa-bahsa ini dalam aspek mufrodat dan kaidah-kaidahnya ini semua kembali kepada saling keterpengaruhan antara kedua bahasa tersebut.
c.       Bahsa mesir merupakan kerabat dari bahsa Samiyah. adapun hubungan bahasa kusyiya dengan bahasa barbariya satu dengan yang lainnya, dan hubungan antara kedua bahsa tersebut dengan bahasa Mesir dan bahasa Samiyah tidak bias diputuskan sampai penelitian mengenai hal itu mendapat kesimpulan yang benar.


[1] Ahmad Muhammad Qoddur, Al Madhkal ila Fiqh Al Lughah, Dar al-Fikr al Mu’ashir, Bairut, 1992, hal.23
[2] Migrasi ini terjadi diduga terjadi pada abad ke tiga puluh enam sebelum masehi
[3] Migrasi ini terjadi diduga terjadi pada abad ke dua puluh enam sebelum masehi
[4] Diduga terjadi migrasi pada abad ke enam belas sebelum Masehi
[5] Diduga proses migrasi terjadi pada abad ke enam belas sebelum masehi.

4 komentar:

  1. Terima kasih mba, sangat membantu. Boleh tau alamat email nya?

    BalasHapus
  2. Bahasa Samiyah adalah bahasa NUH as. Penelitian 2010, NUH as. menetap di Nusa Jawa....jadi bahasa Samiyah adalah bahasa kuno nusa Jawa....bahasa yang bermigrasi ke Timur Tengah pasca Banjir Besar...

    BalasHapus
  3. Bahasa Samiyah adalah bahasa NUH as. Penelitian 2010, NUH as. menetap di Nusa Jawa....jadi bahasa Samiyah adalah bahasa kuno nusa Jawa....bahasa yang bermigrasi ke Timur Tengah pasca Banjir Besar...

    BalasHapus
  4. Bahasa Samiyah adalah bahasa NUH as. Penelitian 2010, NUH as. menetap di Nusa Jawa....jadi bahasa Samiyah adalah bahasa kuno nusa Jawa....bahasa yang bermigrasi ke Timur Tengah pasca Banjir Besar...

    BalasHapus

 
Twitter Bird Gadget