Pages

Jumat, 20 Desember 2013

Metode Pembelajaran Istima' (Listening)

Metode Pembelajaran Istima' (Listening)
A.      Konsep menyimak ( mendengarkan )
1.      Pengertian Menyimak
Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai suatu bahasa. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Mendengarkan adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting, disamping membaca, berbicara, dan menulis. Komunikasi tidak akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa keterampilan Mendengarkan.

Keterampilan Mendengarkan merupakan dasar keterampilan berbicara yang baik. Apabila kemampuan seseorang dalam mendengarkan kurang, dapat dipastikan dia tidak dapat mengungkapkan topik yang didengar dengan baik. Dalam proses mendengar, seseorang tidak memusatkan perhatian pada setiap kata yang didengarnya melainkan inti pesan yang terdengar.
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983)
“Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya”. (Dante Damawansa)
Selanjutnya “menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran (Listening the process by which spoken language is converted to meaning in the mind). Jika demikian, maka menyimak adalah proses bahasa yang terdiri dari bunyi-bunyi yang dimaknai atau dipahami yang diproses lewat pikiran atau syaraf pendengaran seseorang”.(Urbana)
Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang dikatakan orang lain. Jelas faktor kesengajaan dalam kegiatan menyimak cukup besar, lebih besar daripada mendengarkan karena dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami apa yang disimaknya sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman belum dilakukan. Dalam kegiatan menyimak bunyi bahasa yang tertangkap oleh alat pendengar lalu diidentifakasi, dikelompokkan menjadi suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan akhirnya menjadi wacana (Sutari,dkk.1997:17).
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992)
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah mendengarkan lambang-lambang bunyi yang dilakukan dengan sengaja dan penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi, interpretasi, reaksi, dan evaluasi untuk memperoleh pesan, informasi, menangkap isi, dan merespon makna yang terkandung di dalamnya.
Sebagai salah satu keterampilan reseptif, keterampilan menyimak menjadi unsur yang harus lebih dahulu di kuasai oleh pelajar. Memang secara alamiah manusia memahami bahasa orang lain lewat pendengaran, maka dalam pandangan konsep tersebut, keterampilan berbahasa asing yang harus didahulukan adalah menyimak, sedangkan membaca adalah kemampuan memahami yang berkembang pada tahap selanjutnya.
2.      Tujuan Menyimak
a.       Mengetahui bunyi pelafalan bahsa arab dan dapat membedakannya yang meliputi perbedaan fhonnetik yang diucapkan ketika menggunakanya dalam muhadsah pada umumnya dan mengucapkannya dengan baik.
b.      Menetahui perbedaan harkat yang panjang dan yang pendek  serta membedakannya.
c.       Membedakan antara huruf-huruf yang berdekatan dalam pengucapannya.
d.      Mengetahui segala penempatan huruf yang berangkap ,tsydid, tanwin dan dapat membedakanya.
e.       Mengetahui perhubungan antar rumus fhonetik dan rumus teks.
f.       Mendengarkan bahsa arab bukan menelaah pola gramatikal dalam susunan bahasa.
g.      Mendengarkan kalimat dan mengerti kesalahan dalam jalannya alur muhadasah pada umumnya.
h.      Menemukan beberapa ibarat dari ma’na yang berbeda-beda dari pemindahan kosa kata dan pemindahanya didalam satu kalimat ( ma’na istiqoqyi)
i.        Memahami penggunaan shigat kalam yang digunakan dalam susunan kalimat yang digunakan dalam menunjukan ma’na.
j.        Memahami pengunaan mu’anas ,mudzakar ,bilangan, beberapa waktu dan bebrapa kata predikat dalam menunjukan suatu ma’na.
k.      Memahami beberapa ma’na yang dari segi perbedaannya didalam bahasa arab.
l.        Menemukan asal kosa kata huruf ditunjukan dalam bahasa arab dari bahasa lainnya pada bahasa yang digunakan oleh seorang pelajar di dalam bahasa negaranya.
m.    Mengetahui segala hal yang dikatakan orang yang berbicara dari baik dan benarnya suatu perkataan.
n.      Menemukan macam perkataan pekerjaan dalam wacana secara tepat dan dapat menjawab dengan benar.
o.      Mengambil segala manfaat dari setiap aspek pada pengaplikasian sehari-hari dalam bahasa arab, dan memungkinkan dapat menerjemahkan dari beberapa tujuan terhadap psikologi seseorang.


B.     Fase Menyimak
Untuk situasi seperti di Indonesia materi menyimak bahasa asing ( khususnya bahasa arab ) bisa disajikan dalam empat fase sebagai berikut
1.      Fase pengenalan
Pada pase ini dikenalkan bunyi-bunyi huruf arab baik yang tunggal maupun yang sudah disambung dengan huruf lain, dalam kata-kata. Ada beberapa aspek bunyi yang sampai saat ini terkadang menjadi masalah.  Menurut hasan dan swailih dalam mudzakarat al-daurat at-tarbawiyah diantara aspek-aspek itu adalah:  
a.       Bunyi harkat pendek dan harkat panjang
                             علم – عالم ، ضرب – ضورب
b.      Bunyi huruf-huruf yang sepintas mirip
                             س- ص ، ح- هـ ، أ-ع                   
c.       Bunyi huruf yang bertasydid
                                         هذّب -  يهذّب، استقـرّ- يستقـرّ
d.      Bunyi huruf bertanwin
                                         هذا كتابٌ جديدٌ، هو تلميدٌ
2.      Fase pemahaman permulaan
Pada fase ini pelajar diajak untuk memahami pembicaraan sederhana yang di lontarkan oleh guru tanpa respon lisan, tetapi dengan perbuatan.
a.       Melakukan perintah secara fisik
Misalnya,  قم = berdirilah
                 = اجلس duduklah
b.      Bereaksi pada seruan
                 = harap semua menyimaknya   أرجوكم أن تسمعوا اليه
3.      Fase pemahaman pertengahan
Fase ini pelajar di beri pertanyaan- pertanyaan secara lisan atau tertulis, sementara kegiatan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut: guru membacakan bacaan pendek atau memutar rekaman . setalah itu guru memberikan pertanyaan mengenai isi bacaan atau rekaman tersebut.

4.      Fase pemahaman lanjutan
Pada fase ini para pelajar diberi latihan untuk mendengarkan berita-berita dari radio atau televisi, setelah itu mereka ditugaskan untuk membuat ringkasan berbahasa arab yang mereka kuasai tentang inti pembicaraan”. (Acep Hermawan, 2011: 132)

C.    Jenis-jenis menyimak
1.        Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif memiliki beberapa tipe sebagi berikut:
a.       Menyimak sekunder 
Menyimak sekunder yaitu kegiatan menyimak yang dilakukan ketika kita sedang mendengar suatu berita yang dianggap penting
b.      Menyimak sosial
Menyimak sosial yaitu kegiatan menyimak yang menekankan pada faktor-faktor sosial dan tingkatan dalam masyarakat
c.       Menyimak estetika
Menyimak estetika yaitu menyimak apresiatif untuk menikmati dan menghayati suatu bahan simakan, biasanya berhubungan dengan bahan simakan sastra
d.      Menyimak pasif
Menyimak pasif yaitu kegiatan menyimak yang mendengarkan suatu bahasan tanpa upaya sadar. Misalnya orang yang menyimak dan mendengarkan pembicaraan dalam bahasa asing, sehingga lama-lama  akan paham dan dapat menggunakan bahasa tersebut. Jenis kegiatan menyimak  ekstensif yang berkaitan dengan hal-hal umum dan bebas terhadap suatu bahasa tanpa bimbingan guru. (Tarigan 1994:35 )
2.        Menyimak Intensif
Ada beberapa jenis kegiatan menyimak intensif, diantaranya adalah:
a.       Menyimak kritis
Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh sungguh untuk memberikan penilaian secara obyektif. Caranya adalah dengan a) mengamati ketepatan ujaran pembicara, b) mencari jawaban atas pertanyaan mengapa menyimak, c) dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan opini menyimak, d) dapatkah mengambil kesimpulan dari hasil menyimak, e) dapatkah penyimak menafsirkan idiom, ungkapan, atau majas dalam bahan simakan.
b.      Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang diperdengarkan. Tujuannya adalah: a) mengikuti petunjuk-petunjuk; b) mencari hubungan antar unsur; c) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam sutau komponen; d) mencari butir-butir informasi penting; e) mencari urutan penyajian bahan simakan; f) mencari gagasan utama bahan simakan.
c.       Menyimak Eksploratif
Menyimak eksploratif adalah kegiatan menyimak untuk mencari informasiinfromasi baru, tujuannya adalah: a) menemukan gagasan baru; b) menemukan informasi baru; c) menemukan topik baru; d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru
d.      Menyimak Introgatif
Menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan mengajukan pertanyaan yang diarahkan pada pemerolehan informasi Menyimak Kreatif Menyimak kreatif adalah menyimak yang bertujuan mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar.

D.    Metode Pembelajaran Menyimak (Istima)
Pembelajaran menyimak ada dua macam, yaitu: pertama, menyimak untuk keperluan pengulangan. Menyimak dalam model ini menuntut mahasiswa untuk menyimak teks kemudian mengulang dari apa yang didengarnya. Kedua, menyimak untuk keperluan memahami teks dengan baik, dapat membedakan mana ide pokok dan mana ide tambahan, dapat memahami alur cerita dalam teks dan sebagainya. Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak adalah sebagai berikut:
1.      Ta’lim Muta’awin
Strategi ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk saling berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara berbeda dengan membandingkan catatan hasil belajar.
2.      Talkhis Magza
Metode ini dapat menguji kemampuan menyimak mahasiswa terhadap isi cerita. Jawaban mahasiswa terhadap pertanyaan (apa, bagaimana, mengapa, kapan, dimana) yang kemudian disintesiskan ke dalam suatu kalimat singkat, padat, dan jelas sehingga dapat menumbuhkan proses berfikir kreatif kritis terhadap topik yang diberikan.
3.      Istima’ Mutabadil
Metode ini dapat mengiringi mahasiswa untuk tetap konsentrasi dan terfokus pada materi perkuliahan yang sedang disampaikan. Ia berguna untuk membentuk kelompok-kelompok yang bertanggung jawab pada tugas yang terkait dengan materi.
4.      Istima’ al-Aghani
Metode ini membantu mahasiswa untuk selalu tanggap dengan cermat, dan tepat dalam memahami dan memaknai syair dan dinyanyikan.
5.      Istima’ al-Ma’lumat au al-Akhbar
Pada metode ini, konsentrasi mahasiswa akan terfokus untuk tetap utuh meskipun dalam rentang waktu yang cukup lama.Mahasiswa dapat menyimak dengan seksama sebuah informasi sambil mendalami, keruntutan bahasanya, dan tingkat komunikasinya.
6.      Istima’ al-Musykilat
Metode ini digunakan untuk meningkatkan rasa empati mahasiswa pada sesamanya. Mahasiswa dapat memahami keluh kesah mahasiswa yang lain dan menawarkan solusi edukatif dalam penyelesaiannya.


E.       Contoh pembelajaran menyimak
1.      Al-istima’ wa al-qira’ah (mendengar dan membaca)
Disini siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diperdengarkan dengan memilih salah satu jawaban yang ia baca pada lembar jawaban. Sebagai contoh seorang guru membacakan pertanyaan dan para siswa mendengarkannya, kemudian para siswa diminta untuk mendengarkannya, kemudian siswa diminta untuk menjawabnya dengan cara memilih salah satu jawaban yang benar dari jawaban-jawaban yang telah disediakan pada lembar  jawaban yang dapat mereka baca. Pertanyaan tersebut tidak tertulis pada lembar jawabanmelainkan hanya diperdengarkan. Sedangkan pilihan jawaban tertulis dalamlembar jawaban siswa dan siswa diminta untuk membacanya kemudian menjawabnya.
2.      Al-Imla’ wa al-Istima’ (dikte dan mendengarkan)
Disini siswa diminta untuk mendengarkan sebuah teks berbahasa arab, kemudian didiktekan dengan dua atau satu kali pengulangan dan siswa diminta untuk menulis apa yag didengar. Sebenarnya model ini lebih menekankan atas latihan siswa membedakan huruf-huruf yang pengucapan dan pelafalannya serupa dan mirip. Teks yang didiktekan bisa diambilkan dari ayat-ayat al-qur’an atau dariteks lain yang berbahasa arab yang sesuai dengan materi yang diujikan.
3.      Al-Istima’ wa al-Dzakirah (menyimak dan ingatan)
Pada jenis ini siswa diminta untuk mendengarkan sebuah teks yangdibacakan oleh guru atau tape kemudian siswa diminta untuk menulis kembali teks tersebut dengan menulis kembali teks tersebut dengan menggunakan redaksi atau bahasa siswa. Tujuan jenis ini adalah mengukur kemampuansiswa dalam memahami teks yang diperdengarkan dan daya ingat siswa.
4.      Mengidentifikasi bunyi
Siswa diminta untuk mendengarkan dan mengidentifikasi bunyi bahasa tertentu yang ditentukan.

5.      Membedakan bunyi yang mirip
Siswa diminta untuk mendengarkan rangkaian kalimat atau siswa diminta untuk membedakan dua kata atau lebih yang mempunyai bunyi yang mirip
6.      Mengungkapkan kembali
Siswa diminta untuk mendengarkan teks tertentu kemudian diminta kembali mengungkapkan kembali apa yang diperdengarkan dengan bahasa mereka sendiri.
Dari berbagai bentuk dan contoh ikhtibar istima’, kebanyakan menggunakan kemampuan mendengar melalui media teks, baik narasi ataupun dialog yang diperdengarkan langsung atau melalui tape dan tes yang digunakan adalah jenis tes objektif.

4 komentar:

 
Twitter Bird Gadget