Pages

Senin, 16 Desember 2013

AL-TADHAD (Antonim/ Antitesis Polisemi)



A.    Pengertian Al-Tadhad
Menurut bahasa idhdhad ( Antonim ) berasal dari kata ضد يضد ضد yang berarti menolak, berlawanan, atau kontradiksi. Sedangkan menurut istilah idhdhad ( Antonim ) adalah sebuah lapadz yang menghendaki makna dan lwan katanya, ada dua kata yang berlawanan maknanya. Antonymy berasal dari bahasa yunani kuno, onoma “ nama” dan anti “melawan” secara harfiah adalah nama lain untuk benda yang lain. Ada yang mengatakan bahwa antonimi adalah oposisi makna dalam pasangan leksikal yang dapat dijenjangkan (kridalaksana, 1982). Antonimi merupakan hubungan diantara kata-kata yang dianggap memiliki pertentangan makna.
Dalam bahasa arab, taufiqurrochman menyebutkan dalam bukunya, bahwa antonim disebut denganالتضاد atau الأضداد yaitu
التضاد : هو عبارة عن وجود كلمتين فاكثر لها دلالة متضادة
 Antonimi ( Al-tadhad ) adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya “dianggap” berlawanan.
Disebut “dianggap” karena sifat berlawanan dari dua kata yang berantonim ini sangat relatif. Ada kata-kata yang mutlak berlawanan, seperti kata hidup dengan mati, kata siang dengan malam. Ada juga yang tidak mutlak, seperti kata jauh dengan dekat, kata kaya dengan miskin. Seseorang yang tidak kaya belum tentu miskin, begitu juga sesuatu yang tidak tinggi belum tentu rendah.

AT-TARADUF (FIQH LUGHOH)



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Al-Mutaradif
Kata Al-Mutaradif berasal dari masdar الردف dalam bentuk fi’il  ردف – يردف yang berarti 1). Mengikuti sesuatu, 2). Tiap-tiap benda mengikuti benda lain. متردفين dalam (QS. Al-Anfal:9) diartikan dengan datang bertutut-turut, apa bila saling mengikuti dikatakan  .الترادفperkataan Al-Mutaradif dalam isim fa’il (lil musyarakah). Beberapa kata yang senada dengan perkataan taraduf antara lain:
تواصل-تتابع-توالى-تواتر-تراكم-استدر-ألح-اتسق-انتظم-تكاتف-تكاوس
 Al- Mutaradif (synonyme)اللفظ المتعدد لمعنى واحد “ dua kata atau lebih, mempunyai satu arti” dalam kajian bahasa adalah lafazh yang berbeda tetapi  mempunyai makna yang sama. Seperti أسد، السبع، الليث، أسامة،yang berarti singa, atau sepertiالحسام، السيف، المهند، اليمانى،yang berarti pedangatauوالحميت، التحموت، العسل الشهد، ريق النحل، قيء الزنابيل yang berarti madu.
Pengertian Al-Mutaradif menurut para ahli :
1.      Menurut al-Jurjânî, mutarâdif adalah; beberapa kata yang sama mempunyai kesatuan pengertian dengan ciri-ciri tertentu.
2.      Menurut Muhammad at-Tunjî dan Râjî al-Asmar, mutarâdif adalah perbedaan kata dengan satu pengertian, seperti kata الأسد والليث وضرغام و أسامة dan المسكن والمنـزل والدار والبيتkedua kata tersebut masing-masing mempunyai satu pengertian.
3.      As-Suyûthî mendefinisikan mutarâdif adalah beberapa kata dengan satu arti, namun beliau lebih berhati-hati terhadap beberapa kata yang mempunyai batasan tertentu, seperti kata الإنسان والبشر dan السيف والصارمkedua kata ini mempunyai batasan dari segi zat dan sifatnya.
Berdasarkan banyaknya pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa mutaradif adalah beberapa kata yang memiliki arti yang sama.
Didasarkan penelitian para ahli, bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa yang paling banyak mengandung lafazh mutaradifat. Untuk makna pedang saja terdapat seribu lebih lafazh, untuk makna singa ada lima ratus lafazh, untuk makna madu ada delapan puluh kata lebih, dan untuk makna hujan, unta, air, sungai, cahaya, gelap juga untuk makna yang menunjukan sifat seperti panjang, pendek, gagah, kikir dan lain-lain yang dikenal oleh bangsa arab jahiliah masing-masing terdiri dari sepuluh lafazh. Bahkan seorang orientalis mencoba mengumpulkan kosa-kata yang berkaitan dengan unta dan berhasil mengumpulkan lima ribu enam ratus empat puluh empat. 
Jumhur ulama menyatakan bahwa mendudukkan dua muradhif pada tempat yang lain diperbolehkan selama hal itu tidak dicegah oleh syara’. Kaidah para Jumhur ulama sebagai berikut:
ايقاع كل من المرادفين مكان الاخر يجوز اذا لم يقم عليه طالع شرع
                  Artinya:    Mendudukkan dua muradhif itu pada tempat yang sama itu diperbolehkan jika tidak ditetapkan oleh syara’.

Bahasa Samiyah dan Karakteristiknya



 Bahasa Samiyah dan Karakteristiknya

A.  Sejarah Bahasa Samiyah
Istilah bahasa Samiyah ditetapkan sebagai sebutan bagi sekumpulan bahasa yang dihubungkankepada salah satu anak nabi Nuh as yaitu Sam. Orang yang pertama kali memberikan istilah tersebut adalah Scholozer paada tahun 1781 ketika dia mencari nama bagi bahasa orang Ibrani dan bangsa Arab. dia melihat antara bahasa Ibrani dan bahasa Arab ternyata ada hubungan dan kesamaan. Scholozer menyandarkan penamaan ini kepada berita yang terdapat dalam kitab Taurat tentang keturunan Nuh setelah terjadi banjir besar. Bangsa-bangsa dan kabilah-kabilah dibagi menjadi tiga bagian besar yang semuanya kembali kepada anak-anak Nuh yaitu Sam, Ham dan Yafat.[1]
  1. Tempat Pertama Bangsa Samiyah (Semit)
Mengenal tempat pertama bangsa samiyah para ilmuan berbeda pendapat dalam menentukan tempat yang digunakan oleh bangsa samiyah. Pendapat-pendapat yang berkembang diantaranya:
a.       Bangsa sam tinggal di Habsyah dari Habsyah menyebar ke bagian selatan arab melalui jalan mundab, dari bagian ini berkembang ke berbagai penjuru jazirah arab.
b.      Bangsa sam tinggal di bagian utara Afrika, lalu berkembang ke Asia melalui Barzakh Sawis.
c.       Bangsa sam tinggal di Armenia dekat perbatasan kurdistan.
d.      Guidi berpendapat bahwa bangsa sam tinggal di selatan Iraq. Pendapatnya didasarkan kepada adanya sebagian kosa kata yang sama berkaitan dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Hal ini nampak dari karakter kalimat-kalimatnya, bunyi-bunyiannya dan makna –maknanya. Juga ada bukti-bukti lain yang menunjukan bahwa Iraq adalah tempt asal bangasa Samiyah.
e.       Sebagian pakar berpendapat bahwa bangsa samiyah tinggal di selatan jazirah arab ( Hijaz, Nejed, dan Yaman ). Kebanyakan dari kelompok orientalis cenderung kepada pendapat ini seperti Renan ( Prancis ) dan Brokleman ( Almania ). Pendapat ini merupakan pendapat yang paling shahih, paling kuat dan paling banyak kesesuaiannya dengan peninggalan bangsa ini serta realitas sejarah. Adapun argumentasi bahwa awal bangsa Samiyha di Jazirah Arab sebagai berikut:
1)      Proses hijrah ( imigrasi ) terjadi secara terus menerus kesebelah barat daya yaitu ke Nejed, Hijaz dan Yaman dan Migrasi ke sebelah timur ke Shuriah, Irak dan lain-lain sehingga mereka memerangi bangsa Sumariyyin dan bisa mengalahkan bangsa mereka (Sumariyyin) sehingga bisa mendirikan sebuah negeri diatas pemerintahannya yang dikenal dengan negeri Babilonia.[2]
2)      Dari bagian ini bangsa Sam menyebar ke bagian utara, lalu terbentuk bangsa yang dikenal dengan bangsa Kan’an.[3]
3)      Dari bagian ini pula terjadi hijrah (migrasi) kedua ke iraq. Hal ini terbukti dari peninggalannya yaitu bangsa Sam dapat menguasai negeri Iraq yang pada waktu itu dikendalikan oleh kerajaan Kaldea yang salah satu dari rajanya bernama Hamuroby.[4]
4)      Dari bagian ini juga menyebar kabilah Ismail (keturunan nabi Ismail yang tempat tinggal asal mereka di Hijaz) ke utara.[5]
5)      Dari bagian ini juga pada awal masehi berpindah kabilah madyan ( tempat tinggalnya di Hijaz ) ke Syam, dan sebagian kabilah Qahthan ( tempat tinggalkannyadi Yaman ), pindah ke Hijaz, Syam, dan iraq. Maka menetap di makah bani Khuza’ah di Yatsrib bani Aos, Khazraj dan bani Ghassan di Syam, bani Lakham di Iraq.
 
Twitter Bird Gadget