Bahasa Samiyah dan Karakteristiknya
A. Sejarah Bahasa Samiyah
Istilah bahasa Samiyah ditetapkan sebagai sebutan bagi sekumpulan bahasa
yang dihubungkankepada salah satu anak nabi Nuh as yaitu Sam. Orang yang
pertama kali memberikan istilah tersebut adalah Scholozer paada tahun 1781
ketika dia mencari nama bagi bahasa orang Ibrani dan bangsa Arab. dia melihat
antara bahasa Ibrani dan bahasa Arab ternyata ada hubungan dan kesamaan.
Scholozer menyandarkan penamaan ini kepada berita yang terdapat dalam kitab
Taurat tentang keturunan Nuh setelah terjadi banjir besar. Bangsa-bangsa dan
kabilah-kabilah dibagi menjadi tiga bagian besar yang semuanya kembali kepada
anak-anak Nuh yaitu Sam, Ham dan Yafat.[1]
- Tempat Pertama Bangsa Samiyah (Semit)
Mengenal tempat pertama bangsa samiyah para ilmuan
berbeda pendapat dalam menentukan tempat yang digunakan oleh bangsa samiyah.
Pendapat-pendapat yang berkembang diantaranya:
a.
Bangsa
sam tinggal di Habsyah dari Habsyah menyebar ke bagian selatan arab melalui
jalan mundab, dari bagian ini berkembang ke berbagai penjuru jazirah arab.
b.
Bangsa
sam tinggal di bagian utara Afrika, lalu berkembang ke Asia melalui Barzakh
Sawis.
c.
Bangsa
sam tinggal di Armenia dekat perbatasan kurdistan.
d.
Guidi
berpendapat bahwa bangsa sam tinggal di selatan Iraq. Pendapatnya didasarkan
kepada adanya sebagian kosa kata yang sama berkaitan dengan binatang dan
tumbuh-tumbuhan. Hal ini nampak dari karakter kalimat-kalimatnya,
bunyi-bunyiannya dan makna –maknanya. Juga ada bukti-bukti lain yang menunjukan
bahwa Iraq adalah tempt asal bangasa Samiyah.
e.
Sebagian
pakar berpendapat bahwa bangsa samiyah tinggal di selatan jazirah arab ( Hijaz,
Nejed, dan Yaman ). Kebanyakan dari kelompok orientalis cenderung kepada
pendapat ini seperti Renan ( Prancis ) dan Brokleman ( Almania ). Pendapat ini
merupakan pendapat yang paling shahih, paling kuat dan paling banyak kesesuaiannya
dengan peninggalan bangsa ini serta realitas sejarah. Adapun argumentasi bahwa
awal bangsa Samiyha di Jazirah Arab sebagai berikut:
1)
Proses
hijrah ( imigrasi ) terjadi secara terus menerus kesebelah barat daya yaitu ke
Nejed, Hijaz dan Yaman dan Migrasi ke sebelah timur ke Shuriah, Irak dan
lain-lain sehingga mereka memerangi bangsa Sumariyyin dan bisa mengalahkan
bangsa mereka (Sumariyyin) sehingga bisa mendirikan sebuah negeri diatas
pemerintahannya yang dikenal dengan negeri Babilonia.[2]
2)
Dari
bagian ini bangsa Sam menyebar ke bagian utara, lalu terbentuk bangsa yang
dikenal dengan bangsa Kan’an.[3]
3)
Dari
bagian ini pula terjadi hijrah (migrasi) kedua ke iraq. Hal ini terbukti dari
peninggalannya yaitu bangsa Sam dapat menguasai negeri Iraq yang pada waktu itu
dikendalikan oleh kerajaan Kaldea yang salah satu dari rajanya bernama
Hamuroby.[4]
4)
Dari
bagian ini juga menyebar kabilah Ismail (keturunan nabi Ismail yang tempat
tinggal asal mereka di Hijaz) ke utara.[5]
5)
Dari
bagian ini juga pada awal masehi berpindah kabilah madyan ( tempat tinggalnya
di Hijaz ) ke Syam, dan sebagian kabilah Qahthan ( tempat tinggalkannyadi Yaman
), pindah ke Hijaz, Syam, dan iraq. Maka menetap di makah bani Khuza’ah di
Yatsrib bani Aos, Khazraj dan bani Ghassan di Syam, bani Lakham di Iraq.
- Bahasa Samiyah Terdahulu (Kuno)
Ulama yahudi pada
masa lalu meyakini bahwa bahasa Ibriyah ( Ibrani ) adalah bahasa
terdahulu manusia. Pendapat ini berkembang , bahkan sebagian ulama arab juga
meyakini pendapat ini.
Sebagian mereka
berpendapat bahwa bahasa Asyuriah al-Babilliyah (Babilonia- asyuria)
merupakan bahasa terdahulu, tetapi pendapat ini kurang disertai argumentasi,
karena apa yang sampai kepada kita dari dari peningalan Asyuriah sedikit
sekali.
Ada juga sebagian
ulama yang berpegang pada unsur-unsur kesamaan antara bahasa-bahasa Samiyah
yaitu dari aspek mufrodat dan qawa’id, lalu mereka menjadikan kesamaan tersebut
sebagai gambaran bagi bahasa Samiyah pertama, dan mereka menganggap bahwa
bentuk bahasa ini merupakan bahasa Samiyah pertama kali ada dan digunakan, dan
pertama kali berkembang.
Diantara yang dapat
diterima menurut orientalis bahwa bahas arab merupakan bahasa yang paling
banyak terjaga dari bahasa asalnya yaitu bahasa Samiyah baik dari aspek
mufradanya maupun qawa’idnya. Sebabnya adalah karena perkembangan bahasa
tersebut terjadi ditempat terdahulu bagi bangsa Sam, dan tepatnya bahasa
tersebut ditempat independen dan tidak banyak dipengaruhi oleh bangsa luar,
maka sedikit sekali percampuran dengan bahasa lain, juga tidak ada jalan lain
untuk menjauhkan bahasa tersebut dari bahasa asalnya terdahulu.
- Penyebaran Bahasa Samiyah
Secara garis
besar bahasa Samiyah terbagi kepada dua bagian yaitu Samiyah bagian utara dan
Samiyah bagian barat. Bahasa Samiyah bagian utara adalah bahasa Akkadia dan dua
cabangnya yaitu Babilonia dan Asyuria. Sedangkan Samiyah bagian barat terbagi
kedalam dua bagian yaitu barat bagian selatan, dan barat bagian utara. Bahasa
yang hidup dibagian utara adalah bahasa kan’aniyah yang meliputi bahasa Ibrani,
Agoriti, dan fainiqi. Sedangkan Aromiyah meliputi bahasa Suryani dan Nabti.
Samiyah bagian
barat selatan terbagi dua yaitu bangsa Habsyah dan bangsa arab. Bangsa Habsyah
meliputi lahjah ja’jiah, Amhariyah dan Tijriniyah, sedangkan bangsa Arab
terbagi dua bagian, bagian selatan yaitu Yaman kuno yang meliputi lahjah
Ma’iniyah, Sabaiyah, Humairiyah, Quthbaniyah dan Hadr’amiyah sedangkan bagian
utara adalah bahasa Arab. Bahasa Arab terbagi dua yaitu bahasa Arab al-Baidah
yang meliputi lahjah Lihyaniyah, Tsamudiyah, dan Shafwiyah. Sedangkan bahasa
Arab al-Baqiyah meliputi bahasa Syi’ir arab jahili, Rajaz, bahasa para hukama,
Fushhaha.
Berikut bagan penyebaran
bahasa Samiyah
B. Karakteristik Bahasa Samiyah
Diantara karakteristik bahasa Syamiah yang terpenting
adalahsebagai berikut:
1. Karakteristik bahasa Semit yang paling menonjol dibanding dengan
bahasa-bahasa yang lain adalah akar kata bahasa-bahasa ini lebih banyak
menggunakan konsonan daripada vocal. Dengan kata lain, bahwa makna dasar suatu
kata terkait dengan konsonan akar kata. Sedangkan vocal dianggap dalam sebuah
kata dan tidak merubah makna sebuah kata. Contoh: kata كَتَّبَ ، كَتْبٌ ،كُتِبَ ، كَتَبَ dst. Makna asli kata-kata ini terkait dengan huruf ت، ك dan
. ب
2. Banyak sekali terdapat kata yang maknanya terkandung dalam tiga konsonan
akar kata, lalu diberi awalan atau sisipan untuk mengubah maknanya seperti
kata: كَاتَبَ ، أَكْتَبَ ،
اِنْكَتَبَا ، اِسْتَكْتَبَ ، مَكْتُبٌ ، مَكْتُوْبٌ ، كَاتِبٌ
,dst. Itulah sebabnya, maka verba (fi’il) dalam bahasa-bahasa Semit memiliki
sejumlah pola berimbuhan (mazid) yang menunjukkan berbagai makna yang diambil
dari makna verba dasar yang dibentuk secara baku dengan mengubah kata dasar
untuk menunjukkan kuantitas atau kualitas perbuatan, seperti makna
repfleksif, saling melakukan perbuatan, bentuk pasif dan lain-lain.
3. bahasa Semit banyak menggunakan huruf paringal (tenggoroka) seperti
huruf ح ، عdan ه ,
serta huruf tekanan dalam (mufakhkham), seperti ص dan ط
4. Bahasa Semit juga tidak terlalu memperhatikan cabang-cabang dari kala
verba (lampau, kini dan akan datang). Dalam bahasa Semit terdapat 3 kata pokok
yaitu lampau, kini dan akan datang. Sebagai contoh dalam bahasa Arab sebagai
salah satu bahasa Semit, verba ada tiga bentuk yaitu verba bentuk lampau
(madhi), bentuk kini (mudhari’) dan bentuk yang akan datang (mudhari’). Dalam
bahasa Arab terdapat beberapa kata untuk menunjukkan kala yang akan datang
yaitu سَوْفَ ، س
dan لَنْ serta لَمْ untuk kata lampau
5. Bahasa Semit tidak mengenal adanya bentuk kata gabungan yang
berasal dari nomina dan verba seperti dalam bahasa bahasa Inggris describe (
mendeskripsikan, menggambarkan, menguraikan) yang berasal dari kata de+scribe yang
sama denga bahasa Jerman bescreiben yang berasa dari kata be + schreiben.
Begitu pula dalam kata bahasa Inggris circumstance (keadaan) yang
berasal dari kata circum + stance yang sama dengan
bahasa Jerman unstand yang berasal dari un+stand.
6. struktur idhafah (frase) dalam bahasa Semit hubungan
antara mudhaf dan mudhaf ilaih sangat erat,
sehingga dalam banyak hal seringkali keduanya melebur menjadi satu kata,
terutama dalam perkembangan yang modern, seperti kata مَاوَرْد dan رِسْمَال
yang berasal dari kata مَاء
وَرْد (air bunga) dan رَأْسُ مَال (modal). Contoh lain dalam bahasa
klasik حَبَقُر (dingin)
yang berasal dari kata قُرّ + حَبُّ .
7.
Bahasa
Syamiah secara umum terdiri dari tiga huruf seperti contoh kata ضرب ، قتل
C. Hubungan Bahasa Samiyah (Semit) dengan Bahasa Hamiyah
(Hamit)
Ada berbagi bentuk kesamaan antara bahasa Samiyah
dengan bahasa hamiyah, diantaranya sebagai berikut:
1.
Bahasa
Mesir kuno menyerupai bahasa Samiyah dalam penggunaan dlomir (تا ) bagi mukhotob mufrod dan huruf ن bagi jama mutakallim )dan
nama nama bilangan, nama-nama kata benda khususnya nama-nama yang tersusun dari
dua bunyi (يم – فم – سما).
Banyak juga persamaan dalam kaidah-kaidah bentuk dan susunanya diantaranya ta’nis
isim dan shifat dengan hruuf تا. Begitu pula penggunaan bunyi vocal lebih banyak
dibandingkan konsonan dalam menentukan kosa katanya dan pengucapannya. Dengan
demikian sebagian ulama menggap bahwa bahasa mesir kuno dan bahasa samiyah
merupakan dua kelompok bahasa dari satu rumpun.
2.
Para
penelititelah Nampak bentuk persamaan yang banyak antara bahasa samiyah dengan
bahasa Barbar, Kusyia dalam aspek yang berkaitan dengan bentuk kata dan
pengambilan suatu kata.
Alasan peneliti mengenai hal itu diantaranya:
a.
Sebagian
para peneliti berpendapat bahwa bahasa samiyah, Mesir kuno, barbariya, dan
kusyryiah, merupakan empat kelompok bahasa dari rumpun yang satu, hanya saja
terpisahnya bahasa barbaria dan bahasa kusyia dari bahasa samiyah terjadi dalam
kurun waktu yang lama sebelum terpisahnya bahasa Mesir dari bahasa
samiyah.
b.
Sebagian
ulama berpendapat bahwa bahasa Kusyiyah dan bahasa Barbaria tidak ada hubungan
kekerabatan dengan bahasa Samiyah. Adapun adanya kesesuain bahsa-bahsa ini
dalam aspek mufrodat dan kaidah-kaidahnya ini semua kembali kepada saling
keterpengaruhan antara kedua bahasa tersebut.
c.
Bahsa
mesir merupakan kerabat dari bahsa Samiyah. adapun hubungan bahasa kusyiya
dengan bahasa barbariya satu dengan yang lainnya, dan hubungan antara kedua
bahsa tersebut dengan bahasa Mesir dan bahasa Samiyah tidak bias diputuskan
sampai penelitian mengenai hal itu mendapat kesimpulan yang benar.
[1]
Ahmad Muhammad Qoddur, Al Madhkal
ila Fiqh Al Lughah, Dar al-Fikr al Mu’ashir, Bairut, 1992, hal.23
[2]
Migrasi ini terjadi diduga terjadi
pada abad ke tiga puluh enam sebelum masehi
[3]
Migrasi ini terjadi diduga terjadi
pada abad ke dua puluh enam sebelum masehi
[4]
Diduga terjadi migrasi pada abad ke
enam belas sebelum Masehi
[5]
Diduga proses migrasi terjadi pada
abad ke enam belas sebelum masehi.
Terima kasih mba, sangat membantu. Boleh tau alamat email nya?
BalasHapusBahasa Samiyah adalah bahasa NUH as. Penelitian 2010, NUH as. menetap di Nusa Jawa....jadi bahasa Samiyah adalah bahasa kuno nusa Jawa....bahasa yang bermigrasi ke Timur Tengah pasca Banjir Besar...
BalasHapusBahasa Samiyah adalah bahasa NUH as. Penelitian 2010, NUH as. menetap di Nusa Jawa....jadi bahasa Samiyah adalah bahasa kuno nusa Jawa....bahasa yang bermigrasi ke Timur Tengah pasca Banjir Besar...
BalasHapusBahasa Samiyah adalah bahasa NUH as. Penelitian 2010, NUH as. menetap di Nusa Jawa....jadi bahasa Samiyah adalah bahasa kuno nusa Jawa....bahasa yang bermigrasi ke Timur Tengah pasca Banjir Besar...
BalasHapus